Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2022

Resensi Novel Fiksi Ilmiah, The Midnight Library

Kesempatan untuk Menjalani Kehidupan yang Lain Judul: The Midnight Library Penulis: Matt Haig Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit: Januari 2021 Tebal: 368 halaman ISBN: 9786020649320 Sinopsis Kehidupan yang kita alami akan terus berlanjut sampai kita mati, dunia ini menjadi tempat singgah kita untuk sementara sampai diri kita sendiri menemukan arti dari kehidupan yang sebenarnya. Mungkin konsep dunia lain atau bisa disebut sebagai multiverse akan terlihat aneh bagi sebagian orang namun ada yang mempercayai teori tersebut. Dikatakan bahwa terdapat banyak sekali kehidupan dan engkau hanya menjalani salah satunya, bisa saja di kehidupan saat ini engkau terpuruk karena pekerjaan yang tidak bisa dinikmati sampai-sampai membuat finansial menjadi tidak menentu. Di kehidupan lain, engkau bisa saja menjadi orang yang memiliki banyak uang, bisa pergi bebas sesuka hati dengan uang yang kau miliki karena dari uang itu engkau bisa mendapatkan segalanya.  Kehidupan Nora Seed, memang ti...

Opia

Aku mengerti apa yang engkau rasakan Aku mengerti apa yang engkau inginkan Aku mengerti tiap-tiap pilihan yang engkau pilih Bukankah aku sempurna menjadi pendampingmu? Engkau hanya menutup mata Tak mau melihat seorang juara Berdiri di sini terpatri diam Menunggu jawaban kemenangan Lihatlah aku, diam di sini Tidak beranjak pergi Karena aku takut kehilangan lagi Aku siap untuk terluka lagi Aku siap mendengar fakta Siap mengetahui bahwa engkau sudah ada Engkau sudah mempunyai juara hidupmu Sementara aku di sini tetap diam Menunggu podium untuk ku tempati 

Nama

Ukiran nama kita Pohon ini saksi hidup kita Janjiku padamu untuk bersama Hingga janji jari kelingking kita tautkan bersama Namamu itu manis Kinanti yang selalu menanti Namaku jantan di telingamu Jaka yang akan menjaga dirimu Menunggu sampai hari itu tiba Persatuan dua insan Cincin yang berpasangan Aku dan kau bersama Kini kita senandungkan nama berdua Kinanti dan Jaka Telah sah menjadi pasangan  Terima kasih telah menjadi bagian lain yang kini menjadi satu

Komet

Malam yang sunyi ini Kita melaju dengan mobil tanpa tujuan Sosok di sampingku disinari oleh cahaya bulan Keputusan hidup bersamamu Membuat hidup kita berubah Harap menjadi kuat dengan menyembunyikan kelemahan Komet jatuh itu seperti air mata Hanya sementara namun bermakna  Buatlah permohonan seperti doa

Gelap

Hitam menjadi warna pilihan Didambakan oleh kegelapan Warnanya tenang Sesuatu seperti disembunyikan Karenanya menjadi takut Diam di tempat membentuk akar Tertancap di dalam tanah Terdiam sunyi bersama kegelapan Kegelapan ini mendobrak paksa Hati goyah dari keberanian Ketakutan menjalar ke segala anggota tubuh Gemetar seperti alunan musik cepat Putih akan mengalahkan hitam Dua warna berbeda Bertolak belakang namun bisa berdampingan Menunggu kemenangan atas warna, menunggu cahaya

Puisi Lokalitas 3

Lahir di Tempat Tanah kelahiran yang kucinta, aku tinggal di sebuah kota Julukan Kota Patriot disematkan kepadamu Chandrabhaga, namamu dulu Bagian dari bulan makna namamu Wilayahmu dijaga hingga mati Oleh para pejuang bumi Berjuang hingga jantung tidak lagi memompa Hingga akhirnya mendekam di dalam tanah Bangunan akan selalu berdiri Memadatkan kota ini Menjaganya untuk tetap hidup Hidup atas aktivitas manusia Kisruh kehidupan selalu ada Lika-liku keramaian akan abadi Hidup kini menanti akhir Akhir kota ini untuk mati

Puisi Lokalitas 2

Lapangan Samping Masjid Lapangan itu basah Jejak kaki terbentuk, tinggal Tanah merah darah bersatu dengan rumput hijau permata Berselaras membentuk tempat indah Disini ada luka lama Terbuka membuat darah mengucur deras Kenangan atas masa anak-anak Teringat, terbuai, terjatuh Tiang lampu tinggi menyentuh langit Kursi kayu berjejer menanti ditempati Hamparan luas ini menunggu kembali kenangan Menunggu dikenang untuk diingat Lapangan samping masjid Berhenti guna saat salat Engkau punya satu tujuan Menjadi tempat memori masa kecil kami

Puisi Lokalitas 1

Kandang Ayam Pagi cerah menyinari bumi Kabut dingin berkenala merasuk sukma Senyum lebar pertanda bahagia bagi diri Kini aku berdiri menatap kayu yang tersusun rapih Hewan kecil berjalan mengambil langkah pendek Ku biarkan dia lewati perbatasan antara aku dan objek di depanku Kini hanya ada aku dan kandang besi, berkarat ingin diperbaiki Menambal lubang di kandang besi seperti menyembuhkan luka di hati Sekarang aku ingin ada perubahan, bukan hanya jalan di tempat saja Fokus memperbaiki seperti sedang mengerjakan tugas matematika Seperti perasaan, harus diperbaiki dengan bijak Seperti manusia, makhluk hidup yang sosial Melihat ayam berjalan seperti organisme yang datang ke dunia Berjalan pelan, keluar dari tempat singgah menuju dunia fana Kembali masuk ke tempat yang nyaman Kandang besi yang abu itu, kuharap tidak seperti kecewanya aku pada dunia

Resensi Buku Novel Thriller, The Good Samaritan

Suara yang menuntun orang-orang untuk bunuh diri.   Judul: The Good Samaritan Penulis: John Marrs Penerbit: Elex Media Komputindo Tahun Terbit: 20 Januari 2021 Tebal: 392 halaman ISBN: 978-623-00-2262-3 Sinopsis Apa yang akan kau lakukan jika sudah mencapai batas dalam pemikiran jernihmu? Apa ada sedikit benak terlintas untuk mengakhiri hidup? Menganggap bahwa tidak ada yang bisa menolong lagi untuk membuatmu tetap hidup? Semua pertanyaan itu akan terjawab segera setelah engkau mengetahui bahwa ada sebuah organisasi yang dapat membantumu dalam menjernihkan pikiran dan menuntunmu untuk melakukan bunuh diri. Para relawan bekerja di dalam organisasi ini tanpa pamrih dalam membantu orang-orang yang mempunyai keresahan atas masalah hidupnya. Namun itu semua tidak berlaku jika ada seorang relawan yang menginginkan orang di dalam sambungan teleponnya untuk bunuh diri sebagai pemuas hasrat dalam dirinya. Laura Morris, seorang perempuan paruh baya yang tidak memberikan harapan dan solusi da...